Langsung ke konten utama

Rangkuman Praktikum Rekayasa Perangkat Lunak

 MODUL 1 : ANALISA DAN DESAIN TERSTRUKTUR

Berikut ini adalah tahapan-tahapan perancangan dengan menggunakan DFD :

1. Membuat DFD Level 0 atau sering disebut juga Context Diagram

    DFD Level 0 menggambarkan sistem yang akan dibuat sebagai suatu entitas tunggal yang beriteraksi dengan orang maupun sistem lain. DFD Level 0 digunakan untuk menggambarkan interkasi anatara sistem yang akan dikembangkan dengan entitas luar.

2. Membuat DFD Level 1

    DFD Level 1 digunakan untuk menggambarkan modul-modul yang ada dalam sistem yang akan dikembangkan. DFD Level 1 maerupakan hasil breakdown DFD Level 0 yang sebelumnya sudah dibuat.

3. Membuat DFD Level 2

    Modul-modul pada DFD Level 1 dapat di-breakdown menjadi DFD Level 2. Modul mana saja yang harus di-breakdown lebih detail tergantung pada tingkat kedetailan modul tersebut. Apabila modul tersebut sudah cukup detail dan rinci maka modul tersebut sudah tidak perlu untuk di-breakdown lagi. Untuk sebuah sistem, jumlah DFD Level 2 sama dengan jumlah modul pada DFD Level 1 yang di-breakdown

4. Membuat DFD Level 3 dan seterusnya

    DFD Level 3,4,5 dan seterusnya merupakan breakdown dari modul pada DFD Level di-atasnya. Breakdown pada level 3, 4, 5, dan seterusnya sama persisi dengan DFD Level 1 atau Leve 2. Pada satu diagram DFD sebaiknya jumlah modul tidak boleh lebih dari 20 buah. Jika lebih dari 20 buah mosul, diagram akan terlihat rumit dan susah untuk dibaca sehinggan menyebabkan sistem yang dikembangkan juga menjadu rumit. 

MODUL 2 : ANALISA DAN DESAIN BERORIENTASI OBJEK (CLASS DIAGRAM)

CLASS DIAGRAM

    Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem . Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan metode atau operasi. Atribut merupakan variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas. Operasi atau metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas.

  Diagram kelas dibuat agar pembuat agar program atau programer membuat kelas-kelas sesuai rancagan di dalam diagram kelas agar anatara dokumentasi perancangan dan perangkat lunak sinkron. Banyak berbagai kasus, perancangan kelas yang dibuat tidak sesuai dengan kelas-kelas yang dibuat pada perangakat lunak, sehingga tidaklah ada gunanya lagi sebuah perancangan karena apa yang dirancang dan hasil jadinya tidak sesuai.

    Kelas-kelas yang ada struktur sistem harus dapat melakukan fungsi-fungsi sesuai dengan kebutuhan sistem sehinga pembuat perangkat lunak atau programmer dapat membuat kelas-kelas di dalam program perangkat lunak sesuai dengan perancangan digram kelas. Susunan struktur kelas yang baik pada diagram kelas sebaiknya memiliki jenis-jenis kelas berikut :

1. Kelas main

Kelas yang memiliki fungsi awal dieksekusi ketika sistem dijalankan

2.  Kelas yang menangani tampilan sistem (view)

Kelas yang mendefinisikan dan mengatur tampilan ke pemakai

3. Kelas yang diambil dari pendefinisi use case (controller)

Kelas yang menangani fungsi-fungsi yang harus diamabil dari definisian use case , kelas ini biasanya disebut dengan kelas proses yang menangani prosesbisnis pada perangakat lunak

4. Kelas yang diambil dari pendefinisian data (model)

    Kelas yang digunakan untuk memegang atau membungkus data menjadi sebuah kesatuan yang diambil maupun akan disimpan ke basis data . Semua tabel yang dibuat di basis data dapat dijadikan kelas , namun untuk tabel dari hasil relasi atau atribut multivalue pada ERD dapat dijadikan kelas tersendiri dapat juga tidak asalkan pengaksesanya dapat dipertanggungjawabkan atau tetap di dalam perancangan kelas . Misalkan dalam tabel Telepon dan Anggota pada studi kasus maka perancangan kelas hanya terdiri dari kelas anggota di mana di dalamnya ada sebuah atribut berupa larik (array) bertipe string dengan nama telepon.


OBJECT DIAGRAM

    Diagram objek menggambarkan struktur sistem dari segi penamaan objek dalam sistem. Pada diagram objek harus dipastikan semua kelas yang sudah didefinisikan pada diagram kelas harus di pakai objeknya, karena jika tidak, pendefinisian kelas itu tidak dapat dipertanggungjawabkan. Diagram objek juga berfungsi untuk mendefinisikan contoh nilai atau isi dari atribut tiap kelas.

    Untuk apa mendefinisikan sebuah kelas sedangakan pada jalannya sistem, objeknya tidak pernah di pakai. Hubungan link pada diagram objek merupakan hubungan memakai dan dipakai dimana dua buah objek akan dihubungkan oleh link jika ada objek yang dipakai oleh objek lainya.

    Penulisan nilai sama dengan penulisan pada kamus data DFD. Misalkan jika sebuah atribut dapat berisi lebih dari satu string maka akan ditulis denan lambang {nilai1, ..., nilain}, atau misalnya ingin menulis bahwa nilai sebuah atribut string dapat diisi nilai1 atau niali2 maka akan ditulis [naiali1| nilai2].


COMPONENT DIAGRAM

  Diagram komponen atau component diagram dibuat untuk menunjukan organisasi dan ketergantungan diantara kumpulan komponen dalam sebuah sistem. Diagram komponen fokus pada komponen sistem yang dibutuhkan dan ada di dalam sistem. Diagram komponen juga dapat digunakan untuk memodelkan hal-hal berikut:

1. Source code program perangkat lunak

2. Komponen executable yang di lepas ke user

3. Basis data secara fisik

4. Sistem yang harus beradaptasi dengan sistem lain


1. Framework sistem, framework pada perangakat lunak merupakan kerangka kerja yang dibuat untuk memudahkan pengembangkan dan pemeliharaan aplikasi , contohnya seperti Struts dari Apache yang menggunakan prinsip desain Model-View-Controller (MVC) dimana source code program dikelompokan berdasarkan fungsinya seperti pada gambar berikut :

2. Gambar Ilustrasi Farmework

3. Dimana controller berisi source code yang menangani request dan validasi, model berisi source code yang menangani manipulasi data dan business logic, dan view berisi berisi source code yang menangani tampilan .

4. Komponen dasar yang biasanya ada dalam suatu sistem adalah sebagai berikut :

5. Komponen user interface yang menangani tampilan

6. Komponen bussines processing yang menangani fungsi-fungsi proses bisnis

7. Komponen data yang menangani manipulasi data

8. Komponen security yang menangani keamanan sistem


COMPOSITE STRUCTURE DIAGRAM

    Composite Structure Diagram baru mulai pada UML versi 2.0 , pada versi 1.x diagram ini belum muncul . Diagram ini dapat digunakan untuk menggabarkan struktur dari bagian-bagian yang saling terhubung maupun mendeskripsikan strukutur pada saat berjalan (runtime) dari instance yang saling terhubung . Dapat menggabarkan struktur didalam kelas atau kolaborasi . Contoh penggunaan diagram ini misalnya untuk menggambarkan deskripsi dari setiap bagian mesin yang salingterkait untuk menjalankan fungsi mesin tersebut , menggambarkan aliaran data router pada jaringan komputer , dan lain-lain .


PACKAGE DIAGRAM

    Package Diagram menyediakan cara mengumpilkan eleme-elemen yang saling terkait dalam diagram UML . Hampir semua diagram dalam UML dapat dikelompokan menggunakan package diagram. Berikut ini simbol-simbol yang digunakan dalam .


MODUL 3 : ANALISA DAN DESAIN BERORIENTASI OBJEK (USE CASE DIAGRAM)


USE CASE DIAGRAM

    Use case atau diagram use case merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsi sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Secara kasar, use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan funsgsi-fungsi itu.

    Syarat penamaan pada use case adalah nama didefinisikan sesimpel mungkin dan dapat dipahami . Ada dua hal utama pada use case yaitu pendefinisian apa yang disebut aktor dan use case.

1. Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang.

2. Use case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor Skenario use case dibuat per use case terkecil, misalkan untuk generalisasi maka skenario yang dibuat adalah use case yang lebih khusus. Skenario normal adalah skenario bila sistem berjalan normal tanpa terjadi kesalahan atau error . Sedangkan skenario alternatif adalah skenario bila sistem tidak berjalan normal , atau mengalami error . Skenario normal dan skenario alternatif dapat lebih dari satu . Alur dari skenario yang nantinya menjadi dasar pembuatan diagram sekuen.


STATE MACHINE DIAGRAM

    State machine diagram atau statechart diagram atau dalam bahasa Indonesia disebut diagram mesin status atau sering juga disebut diagram status digunakan untuk menggabarkan perubahan status atau transisi status dari sebuah mesin atau sistem atau objek. Jika diagram sekuen digunakan untuk interaksi antar objek maka diagram status digunakan untuk interaksi di dalam sebuah objek. Perubahan tersebut digambarkan dalam suatu graf berarah. State machine diagram merupakan pengembangan dari diagram Finite State Automata dengan penambahan beberapa fitur dan konsep baru . Diagram Finite State Automata (FSA) ini biasanya diajarkan dalam mata kuliah Automata. State machine diagram cocok digunakan untuk menggabarkan alur interaksi pengguna dengan sistem. Berikut ini adalah contoh gambar diagram mesin status.


MODUL 4 : ANALIS DAN DESAIN BERORIENTASI OBJEK (SEQUENCE DIAGRAM)

    Diagram sekuen menggabarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan massage yang dikirimkan dan diterima antar objek. Oleh karena itu untuk menggambarkan diagram sekuen maka harus diketahui objek - objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode - metode yang dimiliki kelas yang diinstansiasi menjadi objek itu. Membuat diagram sekuen juga dibutuhkan untuk melihat skenario yang ada pada use case.

    Banyaknya diagram sekuen yang harus digambarkan adalah minimal sebanyak pendefinisian use case yang memiliki proses sendiri atau yang penting semua use case yang telah didefinisikan interaksi jalannya pesan sudah dicakup pada diagram sekuen sehingga semakin banyak use case yang didefinisikan maka diagram sekuen yang harus dibuat juga semakin banyak.

    Penomoran pesan berdasarkan urutan interaksi pesan, penggamnbaran letak pesan harus berurutan, pesan yang lebih atas dari lainnya adalah pesan yang berjalan lebih dahulu.

    Semua metode ini di dalam kelas harus ada di dalam diagram kolaborasi atau sekuen jika tidak ada berarti perancangan metode di dalam kelas itu kurang baik. Hal ini dikarenakan ada metode yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kegunaannya.


COMMUNICATION DIAGRAM

    Communication Diagram atau diagram komunikasi pada UML versi 2.x adalah penyerderhanaa dari diagram kolaborasi (collaborattion diagram) pada UML Versi 1.x Collaborattion Diagram sudah tidak muncul lagi pada UML Versi 2.x. Diagram komunikasi sebenarnya adalah diagram kolaborasi tetapi dibuat untuk tiap sekuen.

    Diagram komunikasi menggabarkan interaksi anatar objek / bagian dalam bentuk urutan pengiriman pesan . Diagram komunikasi mempersentasikan informasi yang diperoleh dari diagram kelas, Diagram sekuen dan diagram use case untuk mendeskripsikan gabunagn anatara struktur statis dan tingkah laku dinamis dari suatu sistem

   Diagram komunikasi melompokan message pada kumpulan diagram sekuen menjadi sebuah diagram. Dalam diagram komunikasi yang dituliskan adalah operasi / metode yang dijalankan antara objek yang satu dan objek lainya secara keseluruhan, oleh karena itu dapat diambil dari jalannya interaksi pada semua diagram sekuen. Penomoran metode dapat dilakukan berdasarkan urutan dijalanakannya metode / operasi diantaranya objek yang satu dengan objek lainya atau objek itu sendiri.


TIMING DIAGRAM

    Timing diagram merupakan diagram yang fokus pada penggambaran terkait batasan waktu. Timing diagram digunakan untuk menggabarkan tingkah laku sistem dalam periode waktu tertentu. Timing diagram biasanya digunakan untuk mendeskripsikan operasi dari alat digital karena penggambaran secara visual akan lebih mudah dipahami dari pada dengan kata-kata.

    Berikut ini adalah contoh aliran sirkuit yang menggabarkan operasi timing diagram . Gambar di bawah menyatakan aliran listrik. Status OPEN = 0 artinya switch dalam posisi terbuka (tidak terhubung), sedangakan status CLOSED = 1 adalah posisi switch terhubung. Lampu akan menyala , status ON =

1 , jika switch terhubung.

    Aliran waktu pada timing diagram dibaca dari kiri ke kanan. Pada gambar timing diagram di atas dapat terlihat bahwa lampu akan menyala jika kedua switch atau INPUT A dan INPUT B dalam posisi CLosed = 1. Jika salah satu switch tidak terhubung maka lampu tidak akan menyala.


INTERACTION OVERVIEW DIAGRAM

    Interaction overview diagram mirip dengan diagram aktivitas yang berfungsi untuk menggambarkan sekumpulan urutan aktivitas. Interaction Overview Diagram adalah bentuk aktivitas diagram yang setiap titik mempresentasikan diagram interaksi. Interaksi diagram dapat meliputi diagram sekuen, diagram komunikasi, interaction overview diagram, dan timing diagram.

    Hampir semua notasi pada interaction overview diagram sama dengan notasi pada diagram aktivitas. Sebagai contoh initial, final, decision, merge, fork, dan join nodes sama seperti pada diagram interaction occurence dan interaction element.


Interaction Occurrence

    Interaction Occurrence atau kejadian interaksi adalah refensi untuk diagram interaksi yang ada. Sebuah interaction occurrence ditunjukan sebagai frame refensi (frame dengan tulisan refdi pojok kiri atas ). Nama diagram yang sedang direfensikan ditunjukan pada tengah


Interaction Element

    Interaction element atau elemen interaksi mirip interaction occurrence. Perbedaanya adalah di dalam interaction element menampilkan isi diagram yang direfensikan secara langsung sedangkan interaction occurrence hanya menampilkan nama diagram yang direfensikan

LABORATORIUM INFORMATIKA

PROGRAM STUDI INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mahasiswa Umsida Ikut Serta Dalam E-Voting Pilkades di Sidoarjo 2020

     Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa di Kabupaten Sidoarjo 2020 akan menggunakan sistem evoting dan secara manual sehingga suara pemilih bisa langsung masuk ke sistem penghitungan suara tanpa ada kecurangan. UMSIDA ikut serta menjadi Teknisi Lapangan dalam pelaksanaan evoting di sidoarjo yang dilakukan serentak pada hari Rabu, 14 Desember 2020. Pemilihan Kepala Desa dilakukan secara tertib dan aman, serta menggunakan protokol kesehatan 3M (Mencuci Tangan Memakai masker, Menjaga jarak dengan menghindari kerumunan). Dengan adanya kontribusi dari mahasiswa UMSIDA sendiri Pilkades dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya kendala. Sumber Terkait :  https://informatika.umsida.ac.id/mahasiswa-umsida-ikut-serta-dalam-e-voting-pilkades-di-sidoarjo-2020/

IDE KELOMPOK

IDE KELOMPOK *)PABW umsida ide kelompok 1 ide kelompok 2 ide kelompok 3 ide kelompok 4 ide kelompok 5 ide kelompok 6 ide kelompok 7 ide kelompok 8 ide kelompok 9 ide kelompok 10 ide kelompok 11 ide kelompok 12 ide kelompok 13 ide kelompok 14 ide kelompok 15 ide kelompok 16 ide kelompok 17 ide kelompok 18 ide kelompok 19 ide kelompok 20 ide kelompok 21 ide kelompok 22 ide kelompok 23 ide kelompok 24 ide kelompok 25 ide kelompok 26 ide kelompok 27 ide kelompok 28 ide kelompok 29 ide kelompok 30 ide kelompok 31 ide kelompok 32 ide kelompok 33